Mahasiswa UGM Memanfaatkan PRP Asal Limbah Darah Sapi Untuk Terapi Osteoarthritis

advanced divider

Sejumlah mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada telah melakukan penelitian terkait pemanfaatan Platelet Rich Plasma (PRP) asal limbah darah sapi untuk terapi osteoarthritis. Percobaan ini telah dilakukan pada hewan uji tikus dan terbukti berhasil menurunkan kadar stres oksidatif serta meningkatkan regenerasi kartilago pada sendi yang mengalami osteoarthritis.

Penelitian ini melibatkan sejumlah mahasiswa UGM yang berasal dari jurusan Kedokteran dan Kedokteran Hewan. Terdiri dari Nilda Adicia Putri, Faisa Alroy Ansori, Ahnaf Rafif Hanifa, Putri Nurul Fauziah Ardiansyah, dan Mahadi Manalu.

Lolos Pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa dari Kemendikbud Ristek

Inovasi ini berhasil lolos pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Riset Eksakta sehingga berhasil mendapatkan sumber dana riset dari Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek). Di bawah bimbingan dosen Dr. drh. Vista Budiariati, M.Si. penelitian ini melalui sejumlah proses tahapan untuk mendapatkan formulasi PRP yang sesuai.

Osteoarthritis sendiri merupakan penyakit yang cukup umum, terutama diderita oleh orang-orang yang telah berusia lanjut. “Prevalensi penderita OA sendiri cukup tinggi saat ini, baik di Indonesia maupun di dunia. Bahkan menurut data WHO pada tahun 2019 sudah mencapai angka sekitar 528 juta orang penderita.” Nilda menjelaskan.

Mahadi menjelaskan bahwa saat ini pengobatan osteoarthritis yang umum digunakan di Indonesia menggunakan Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS) seperti natrium diklofenak, dimana pengobatan ini hanya bersifat simptomatik dan rehabilitatif. Dalam artian tidak menyembuhkan osteoarthritis sepenuhnya. Selain itu dalam jangka panjang pengobatan ini juga memiliki sejumlah efek samping di antaranya memicu penyakit jantung, menyebabkan tukak lambung dan gagal ginjal akut.

“Oleh karena itu kami ingin mengupayakan alternatif pengobatan lain lewat terapi PRP untuk meregenerasi kartilago yang mengalami peradangan kronis pada penderita osteoarthritis.” Tambah Mahadi.

Penggunaan limbah darah sapi sebagai terapi PRP memiliki tujuan lain di antaranya untuk mengatasi pengolahan limbah darah sapi dari RPH yang hingga saat ini masih menimbulkan sejumlah dampak buruk bagi lingkungan, seperti memicu pertumbuhan mikroorganisme berbahaya hingga menurunkan kualitas sanitasi.

Selain itu penggunaan limbah darah sapi juga bertujuan untuk menjadi alternatif bagi penderita yang darahnya tidak memungkinkan untuk digunakan sebagai terapi PRP karena alasan tertentu. Nilda menambahkan bahwa penggunaan PRP asal limbah darah sapi sebagai terapi osteoarthritis juga diharapkan dapat diterapkan pada pengobatan hewan.

Potensi Platelet Rich Plasma (PRP) Asal Limbah Darah Sapi

Saat ini dalam dunia medis terapi PRP mulai digunakan sebagai alternatif terapi maupun pengobatan untuk mengatasi sejumlah masalah kesehatan dan kecantikan. Di Indonesia sendiri penggunaan terapi PRP biasanya umum dilakukan pada terapi kecantikan seperti untuk mengatasi jerawat, bekas luka, hingga kerontokan. Umumnya terapi PRP dilakukan secara autologus.

“Alasan kami memilih terapi secara xenogenic itu untuk menjadi alternatif bagi penderita yang darahnya tidak memungkinkan untuk digunakan sebagai terapi PRP karena alasan tertentu. Kami juga berharap terapi ini dapat diterapkan pada pengobatan hewan.” Jelas Putri.

Pengolahan limbah darah sapi menjadi Platelet Rich Plasma harus dilakukan secara teliti dan bertahap.

“Limbah darah sapi sendiri harus diambil dari RPH, dimana sapi sudah melalui proses screening sehingga bisa dipastikan dalam kondisi sehat” Ahnaf menjelaskan.

Ahnaf melanjutkan limbah darah sapi yang telah dikoleksi dari sapi yang disembelih akan dilakukan sentrifugasi sebanyak dua tahap untuk mendapatkan plasma darah, selanjutnya cairan tersebut akan diinjeksikan pada hewan model osteoarthritis secara intraartikular.

Di dalam Platelet Rich Plasma (PRP) mengandung sejumlah growth factor utama yang membantu proses regenerasi pada kartilago penderita osteoarthritis.

“Di dalam PRP sendiri sebetulnya mengandung banyak growth factor, tapi yang utama untuk terapi osteoarthritis adalah TGF- β dan IGF-1 yang didukung BMP serta FGF.” Jelas Alroy.

Lebih lanjut, Alroy menjelaskan bahwa TGF- β akan memicu proliferasi dan diferensiasi kondrogenik dari sel induk mesenkimal. Selanjutnya IGF-1 yang didukung BMP serta FGF akan meregenerasi kartilago karena pengaruh insuline-like. Growth factor ini akan tersalurkan secara lokal ketika injeksi dilakukan dan secara simultan akan memperkuat respon terhadap kerusakan akibat osteoarthritis.

Tim PKM-RE Universitas Gadjah Mada ini berharap lebih lanjut agar penelitian ini dapat dikembangkan sehingga potensi pemanfaatan PRP asal limbah darah sapi dapat dijadikan sebagai alternatif pengobatan osteoarthritis. Tidak hanya pengobatan sementara untuk menanggulangi rasa nyeri saja, diharapkan pemanfaatan PRP asal limbah darah sapi juga dapat meregenerasi kartilago sehingga tercapai perbaikan yang bersifat permanen.

Meski demikian tentu saja penelitian ini memerlukan proses lebih lanjut untuk diterapkan pada pengobatan osteoarthritis pada manusia maupun hewan. Salah satunya untuk memastikan limbah darah sapi yang diproses melalui tahapan sterilisasi tingkat tinggi serta pemberian dosis yang sesuai pada tiap spesies pasien.

Author: Mahadi Manalu

advanced divider

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.